Rabu, 06 November 2013

Hanya Terlintas

Disaat hati merasa tersakiti, tanpa sadar aku mulai mengutuki cinta dan hal lain yang berhubungan dengannya..
seandainya kita tak bertemu, seandainya rasa ini dihentikan dari dulu...
seandainya dan seandainya, semua kalimat penyesalan itu pasti dan akan selalu muncul dibenakku..
Padahal diawal sudah berusaha menguatkan hati atas segala resiko dari semua keputusan yang diambil, bersiap dengan konsekuensi Patah Hati ketika Memilih untuk Jatuh Hati.. Bersikap sok siap diawal..

Sampai saat rasa t dibalas, akan  berteriak bahagia, melompat-lompat gak jelas.. senyum2 sendiri seperti orang gila..
teriak2 sma smua sahabat seolah-olah baru saja dapat hadiah yg sudah lama ditungggu-tunggu.. Pasca masa2 itu semua terasa indah, sempurna, tak cukup waktu 24 jam sehari, gak bisa kalo gk dengar suaranya, curiga berlebihan bila sms telat dibalas sedetik aja (lebay)..

Sampai nanti rasa bosan mulai menerpa.. Entah siapa yang mulai, tapi selisih paham itu semakin sering terjadi.. Dikit2 marah, dikit2 ngambek.. Gak jleas ntar diam2an.. Saling keras kepala, gk ada yg mau ngalah.. Sampai akhirnya berpisah jadi pilihan terakhir..

Berdiam diri, lari ke sahabat lagi. Cerita dg airmata berlinang, smpai terisak-isak. Bilang nyesal kenal dia, nyesal nerima dia dulu, nyesal ini, nyesal itu. Tanpa sadar kalo dulu bilang betapa beruntungnya kenal dia, betapa bahagianya saat bersamanya. Sedih sampai berhari-hari, Sampai sahabat bisa hadirkan tawa itu lagi. Senyum Menghiasi hari.
Beberapa hari berikutnya liat PP si "mantan" udah sama cwek lain, Galau. Bad Mood. Sedih. Diam seharian. Akhirnya, curhat lagi sama Sahabat. Yg seger lewat, lupa sama si "mantan". Move on lagi.

Gak ada sedih2 lagi, udah dapat gantinya. Asyk berdua. Lupa lagi sama Sahabat (semoga saja tidak & jangan sampai).

Ada maslah yg lain, sma si dy gk dpt solusi, sahabat (lagi). cerita2. mulai dari sedih2 sampai ketawa lagi. Meski sesaat seolah beban itu seolah terangkat saat bersama sahabat. Meski sebentar, tapi sesak itu dapat diobati sedikit.

Sadar atau gak. Sahabat, meskipun selalu menjadi pilihan terakhir tapi pasti selalu ada & siap. Meskipun jarang berada disaat bahagiamu, tapi pasti akan selalu berusaha untuk ada disaat susahmu. Meski tak bisa membantu, tapi mencoba untuk menjadi pendengar yg baik & berdoa yg terbaik untukmu. Meski tak selalu terlihat, tapi selalu hadir disaat benar kamu butuh. Sering tak terlintas dalam pikiranmu, tapi kamu selalu terlintas dalam pikirannya. Mungkin memang tak sempurna, tapi setidaknya dia sudah mencoba untuk jadi berguna dalam hidupmu meski sedikit.

Ada saat bahagiamu, meski sepertinya sedikit kabur karna kamu terlalu senang hingga kamu tak melihatnya.
Padahal dia sedang tersenyum, mensyukuri kebahagiaan yg kamu dapatkan.
Ada saat kamu sedih, terlihat jelas hingaa kamu berlari mendekapnya.
Membalas dekapanmu, seolah berharap dapat menyalurkan sedikit kekuatannya agar kamu tak semakin terupuruk. Menangis didalam hati, ikut merasakan kesedihanmu.
Tersenyum padamu, meski dia sedang dirundung masalah. Karna tak ingin lihat sedih itu diwajahmu.
Berdiri di belakangmu, bukan karna tak ingin membawamu berlari jauh kedepan. Tapi, disaat kamu merasa putus asa dan ingin mundur Disana dia ada. Menahanmu, mencegahmu untuk mundur, menguatkanmu hingga kamu mampu lagi menatap masa depan & mantap mencapai indah impianmu.

Terimakasih Sahabat..
Terimakasih untuk semuanya..
Ini terlintas dipikiranku saat aku merasa betapa tak beryukurnya aku memiliki kamu sebagai sahabatku.
Betapa tak tau dirinya aku, yg tak melihat kamu yg ada untukku.
Aku merasakannya, untuk itu aku sangat berterimakasih padamu.
Aku bisa sampai pada tahap pencapianku saat ini pun tak lepas dari kamu yg jadi bgian dari hidupku.

Sahabat, sekarang & selamanya khan..
Terimakasih sahabat...